Sintesis Hormon Protein dan Steroid Hormon – Hormon adalah molekul bioaktif yang
berfungsi sebagai pembawa pesan (messenger)
yang disekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah. Secara klasik,
kelenjar-kelenjar endokrin terdiri dari gonad, pankreas, adrenal, thyroid,
parathyroids, dan pituitary.
Namun demikian, perkembangan ilmu pengetahuan juga
mengidentifikasi ginjal, jantung/darah, hati, otak, jaringan lemak (adiposa),
dan plasenta sebagai bagian dari kelenjar endokrin. Hal ini kemungkinan karena
organ-organ tersebut terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
regulasi hormonal tubuh. Misalnya jaringan adiposa yang bertindak sebagai
tempat penyimpanan/penimbunan lemak dalam tubuh, terlibat dalam produksi
hormon-hormon steroid.
Sintesis Hormon
Protein (Polypeptide hormones)
Hormon polipetida adalah hormon-hormon yang disintesis
dari protein, khususnya asam amino. Salah satu contoh hormon yang termasuk
golongan hormon polipeptida adalah Adrenocorticotrophic
hormone (ACTH), yaitu prekursor yang diketahui sebagai pro-hormon, dalam
hal ini adalah pro-opiomelanocortin (POMC).
Pro-opiomelanocortin (POMC) adalah
sebuah asam amino rantai panjang (241 asam amino) dengan Ser pada terminus amino
dan Phe pada terminus carboxyl.
POMC diproduksi di kelenjar anterior pituitari, agak
sedikit kebawah dari hypothalamus, tetapi sedikit keluar dari blood-brain barrier. Asam amino
diperoleh dari pakan dan diangkut oleh darah masuk ke sitoplasma sel corticotroph yang menjadi sel sekretori
ACTH.
Sel corticotroph terletak di
dalam kelenjar anterior pituitari yang menstimulasi proses transkripsi dan
translasi prekursor POMC di dalam retikulum endoplasma. Vesicle yang mengandung
POMC kemudian diangkut ke dalam golgi dan mengalami undergo (modifikasi
post-translasional) dan diproses oleh enzim menjadi ACTH. Selanjutnya, ACTH
yang disimpan dalam vesicle di dalam
sel menunggu sinyal untuk exocytosis (sekresi hormon).
Sintesis Hormon
Steroid
Steroid hormon merupakan hormon stres utama, prekursor
utamanya adalah setroid yang diangkut oleh low
density lipoprotein (LDL) atau yang biasa kita kenal dengan lemak jahat
dalam bentuk ester asam lemak (biasanya kolesterol) ke sel adrenal korteks di
dalam kelenjar adrenal.
Proses sintesis hormon steroid, dalam hal ini
kortisol, melibatkan rangsangan stres. Adanya rangsangan stres menyebabkan
ester asam lemak mengalami breakdown
(dipecah) oleh enzim esterase sehingga
kolesterol terlepas. Kolesterol yang ada di dalam sel adrrenal korteks ini
harus diangkut ke mitokondria, proses ini membutuhkan protein sebagai
pengangkutnya karena inner dan outer membrane mitokondria adalah aqueous.
Saat berada dalam mitokondria, kolesterol kemudian
dikonversi menjadi hormon steroid, dalam hal ini adalah Cortisol. Ketika
steroid hormon sudah diproduksi, selanjutnya akan mengalami difusi melintasi
plasma membran sel adrenal korteks ke dalam sirkulasi darah.
Hormon-hormon steroid berikatan dengan plasma protein
dalam jumlah besar di dalam darah, hal ini untuk mencegah hormon-hormon
tersebut dari proses degradasi. Hormon steroid yang berikatan dengan plasma
protein tersebut memiliki tingkan afinitas (gaya tarik menarik) dan kapasitas
tertentu. Afinitas yang rendah namun dalam kapasitas yang besar misalnya adalah
Albumin. Sedangkan ikatan dengan afinitas tinggi dengan kapasitas yang rendah
misalnya binding globulins, contohnya adalah Cortison binding globulins
(GBG).
Perlu diketahui bahwa, hanya hormon-hormon yang bebas
yang dapat aktif secara biologis. Dengan demikian, hormon steroid tidak akan
memberikan pengaruh atau efek terhadap sel atau jaringan targetnya jika masih
berikatan dengan plasma protein.
Demikianlah proses sintesis hormon protein dan steroid yang dapat dapat kami bagikan pada kesempatan ini, semoga dapat memberikan manfaat dan sekiranya terdapat hal-hal yang perlu didisukusikan silahkan menghubungi admin.
0 Comments
Posting Komentar
Silahkan tuliskan komentar anda dengan menggunakan nama jelas